Minggu, 29 Desember 2013

Buah Naga Hitam



Mengenal Buah Naga Hitam

Jenis Buah Naga
Buah naga atau yang juga dikenal dengan nama Pitaya ini merupakan buah tropis dengan kandungan air yang tinggi. Pohon buah naga dalam ilmu botani digolongkan ke dalam marga Hylocereus dan Selenicereus. Kabarnya buah dengan warna cerah ini pertama kali ditemukan di wilayah Meksiko, Amerika Tengah dan juga Selatan. Meski demikian, saat ini persebaran tumbuhnya telah mencakup negara lainnya di dunia termasuk Indonesia. Buah naga banyak digemari karena rasanya cukup khas. Saat ini, dunia mengenal ada 4 varietas buah naga yakni  Hylocereus Undatus, yakni buah naga dengan kulit berwarna merah dan daging buah berwarna putih. Kedua, Hylocereus Polyrhizus, buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah. Ketiga, Selenicereus Megalanthus dengan kulit buah berwarna kuning cerah sedangkan daging buah putih. Yang terakhir adalah Hylocereus Costaricensis, buah naga dengan kulit berwarna merah dan daging buah merah pekat. Varietas terakhir ini sering disebut Black Dragon Fruit atau Buah Naga Hitam.

TERJADINYA AURORA DI LANGIT YANG INDAH




TERJADINYA AURORA DI LANGIT YANG INDAH

| |

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya). Angin surya ini adalah aliran elektron dan proton yang terlepas dari matahari akibat tingginya energi kinetik yang dimiliki kedua partikel serta suhu matahari. Aliran partikel-partikel angin surya ini terperangkap di medan magnetik bumi, beberapa dari partikel-partikel ini mengarah ke kutub bumi dengan kecepatan yang terus bertambah.
Benturan antara partikel-partikel ini dan atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi melepaskan energi yang menyebabkan terbentuknya aurora di kutub bumi yang nampak seperti lingkaran besar yang
mengelilingi kutub. Makanya aurora lebih sering muncul dan bersinar lebih terang ketika matahari sedang aktif-aktifnya mengeluarkan Corona Mass Ejection yang menyebabkan meningkatnya intensitas dari angin surya.

GUNUNG



Al Qur'an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
 Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur'an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern. Dengan perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak. Kerak bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang senantiasa dalam keadaan bergerak. Fungsi pasak dari gunung ini mencegah guncangan dengan cara memancangkan kerak bumi yang memiliki struktur sangat mudah bergerak. Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
 "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
 Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur'an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

Sumber :http://www.faktaluarbiasa.com/2013/07/fakta-tentang-gunung.html



TERJADINYA MEDAN MAGNET BUMI



TERJADINYA MEDAN MAGNET BUMI


Terjadinya medan magnet di bumi masih belum sepenuhnya terjawab, meskipun telah dikemukakan beberapa hipotesa yang menarik. Pada prinsipnya adalah perbedaan fasa dan kecepatan perputaran antara inti dalam dan inti luar, yang menimbulkan proses magneto hidrodinamis. Beberapa hal yang harus dijelaskan berkaitan dengan medan magnet bumi antara lain: (1) mempunyai dua kutub yang letaknya berdekatan dengan kutub geografi; (2) memperlihatkan variasi yang tidak teratur, baik dalam posisi maupun polaritas; (3) variasi-variasi tersebut tidak bersangkutan dengan kerak bumi, jadi asalnya haruslah jauh di dalam bumi.

Kapankah Matahari akan padam ?



Kapankah Matahari akan padam ?

by Teguh Yoga Raksa ( 2004)

Matahari tanpa kita sadari hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, kita telah melupakannya. Tanpa matahari kita tidak dapat menikmati lezatnya makanan, hangatnya udara pagi atau mungkin energinya yang digunakan untuk mengendarai kendaraan bermotor. Pada tulisan ini kita akan mengenal lebih jauh tentang matahati, apa yang terjadi dan bagaimana cahayanya sampai ke bumi. Perjalanan cahaya yang sangat cepat sehingga kita hanya perlu menunggu delapan detik cahaya matahari sudah sampai ke bumi. Andaikan kecepatannya sama dengan suara mungkin kita perlu menunggu beberapa minggu untuk sampai ke bumi.